Salam kenal

Perkenalkan Nama Saya BUDIMAN
Alamat Rumah di Jl Gergaji Perbalan 1105 A Semarang
dan RT 02 RW 05 Dusun Segono Desa Campurejo Boja Kendal
Email : ckp_dw@yahoo.com
Telp : 024 7055 1527 / 0812 2894 8080

Salam Sukses

Patahkan ketakutan Anda untuk menjadi sukses... Berdiri tegak dan katakan kepada diri Anda sendiri, "SAYA BERHAK UNTUK MENDAJI SUKSES!"

3 hal yg penting

3 magic word yang harus menjadi kebiasaan kita. Ketiga kata itu adalah; terima kasih, maaf, dan tolong. Kepada orang-orang yang telah memberikan kontribusi bagi kehidupan kita yang lebih baik ucapkanlah terima kasih. Orang yang berhak atas ucapan terima kasih adalah orang tua, pasangan hidup, pimpinan dan orang-orang yang mensupport kita. Berterima kasihlah kepada Sang Pencipta yang telah memberikan begitu banyak nikmat dan karunia.

Kepada orang-orang yang pernah kita sakiti, rendahkan, lecehkan, abaikan kita ucapkan maaf. Mohon maaflah kepada orang tua Anda. Mungkin Anda pernah menyakiti dan mengabaikan mereka, ketika mereka sakit Anda tak menjenguk dan menemani mereka. Ketika mereka rindu Anda tetap sibuk dengan rutinitas Anda. Mohon maaflah kepada pasangan hidup Anda karena Anda terlalu banyak menuntut kepada mereka. Terkadang, mungkin kita juga menghianatinya dan juga kasar kepada belahan jiwa kita. Minta maaflah kepada pimpinan karena kinerja Anda tidak sesuai harapan. Minta maaflah kepada anak buah Anda karena tidak mengkader dan mendidik mereka. Mohon maaflah kepada yang telah memberikan kehidupan kepada Anda namun Anda lalai dengan-Nya bahkan jarang pergi ke rumah-Nya.

Sementara kepada orang-orang yang sering membantu, menolong, meringankan pekerjaan kita ucapkanlah tolong. Kata tolong letakklan di depan kalimat perintah Anda. “Bibi, tolong buatkan sarapan.” “Bambang, tolong kirimkan email ke pak Jusuf Kala.” Slamet. tolong antarkan saya ke hotel Mulia” Dan kepada-Nya kita bermunajat “Ya Allah, tolong mudahkan semua urusanku.”

Wah, betapa nikmatnya hidup bila kata Terima Kasih, Maaf dan Tolong meluncur otomatis dari mulut kita. Terima kasih mbak Risa, saya akan praktekkan dan saya berharap para pembaca juga melakukannya. Selamat mencoba.

Kamis, 18 Maret 2010

BERBAKTI

Berbakti Kepada Orang Tua Yang Telah Wafat
Kita wajib berusaha mendidik anak kita. Termasuk memberi contoh dengan berbhakti kepada orang tua kita sendiri


Berikut petikan pertanyaan dari peserta Majelis Percikan Iman
"Ustadz, saya merasa belum berbakti pada kedua orang tua, padahal mereka sudah meninggal. Bagimana caranya agar saya bisa berbakti kepadanya? Mohon penjelasan."

Hmm, Mungkin saat ini kita telah menjadi orang tua. Kita sangat menginginkan Anak kita menjadi Sholeh. Unsur Sholeh yang wajib dipenuhi diantaranya mau berbhakti kepada kita selama kita masih di jalan Allah SWT baik ketika kita masih hidup atau sudah meninggal nanti.

Sobat, berbakti kepada orang tua merupakan salah satu amal yang paling dicintai Allah. Kita wajib berusaha mendidik anak kita. Termasuk memberi contoh dengan berbhakti kepada orang tua kita sendiri (kakek-nenek anak kita)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a., ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw., “Amalan apakah yang dicintai oleh Allah?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti pada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah." (H.R.Bukhari dan Muslim)

Berbakti kepada kedua orang tua tidak dibatasi saat mereka masih hidup, setelah mereka meninggal pun kita masih memiliki kesempatan untuk berbakti kepadanya.

Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi r.a., ia berkata: Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah saw., tiba-tiba datang seorang laki-laki dari suku Bani Salamah lalu berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada sesuatu yang dapat aku lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya wafat?” Beliau bersabda, “Ya, yaitu mendo’akan keduanya, memintakan ampun untuk keduanya, menunaikan janji keduanya setelah mereka tiada, menyambung persaudaraan yang tidak disambung kecuali karena keduanya, dan memuliakan kawan keduanya.” (H.R.Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban di dalam Shahihnya)

Merujuk pada keterangan ini, kita bisa membuat sistematisasi bakti kepada orang tua yang sudah wafat yaitu:

Mendo’akannya

Mendo’akan agar mereka diampuni, dirahmati, diberi kemuliaan di sisi-Nya, dan dilapangkan di alam kuburnya. Do’a ini bisa kita panjatkan kapan dan di mana saja kita mau.

Mendo’akan orang tua yang telah wafat tidak dibatasi dengan ziarah kubur, karena tujuan utama ziarah kubur adalah untuk mengingatkan akhirat (mati). Nabi saw bersabda: fazuuruha fainnaha tudzakkirul aakhirah (ziarahi kubur, karena dapat mengingatkan kepada akhirat) [HR. Tirmidzi] Tapi sayang, banyak yang beranggapan tujuan ziarah kubur untuk mendo’akan orang yang sudah meninggal.

Pernyataan ini tidak bermaksud menafikan do’a kepada almarhum saat ziarah, yang ingin saya tegaskan bahwa berdo’a untuk orang tua yang telah wafat bukan saat ziarah saja, tapi kapan dan di mana pun kita dianjurkan untuk selalu mendo’akannya. Berdo’a bisa menggunakan bahasa arab (dikutip dari Qur’an atau hadits) ataupun dengan bahasa apa saja yang bisa kita fahami.

Satu hal yang perlu diingat, apabila orang tua yang telah wafat itu berbeda agama (non-muslim), kita dilarang mendo’akannya sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut,

“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam.” (At-Taubah 9: 113)

Namun kalau orang tua yang berbeda agama itu masih hidup, kita diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk mendo’akannya agar diberi hidayah oleh Allah swt. (masuk Islam). Rasulullah saw. pernah mendo’akan agar pamannya, Abu Thalib masuk Islam, ini bukti bahwa kita boleh mendo’akan non muslim agar masuk Islam.

Menunaikan janjinya

Apabila kita pernah mendengar orang tua mempunyai janji atau niat untuk melakukan suatu kebajikan, namun belum terlaksana karena maut menjemputnya, kita sebagai anaknya dianjurkan untuk merealisasikan niat baiknya itu. Misalnya, mereka pernah berniat mendirikan panti asuhan, sebelum niat baik ini terwujud, Allah swt. memanggilnya, sebagai wujud bakti anak terhadap orang tua adalah merealisasikan niat baiknya tersebut.

Silaturrahmi

Sebagai makhluk sosial, orang tua kita tentu mempunyai sejumlah sahabat, wujud bakti kepada mereka adalah menyambungkan silaturahmi dengan orang-orang yang biasa bersilaturahmi dengannya. Misalnya, saat hidup orang tua suka bersilaturahmi kepada pak Yusuf, bila orang tua kita telah meninggal, kitalah yang menggantikannya datang ke rumah pak Yusuf.

Kesimpulannya, di antara amal shaleh yang sangat dicintai Allah adalah berbakti pada orang tua baik ketika masih hidup ataupun setelah mereka wafat. Ada tiga cara bakti kepada orang tua yang telah wafat; mendo’akannya, mewujudkan niat baiknya, dan bersilaturahmi kepada sahabat-sahabatnya. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: